Kibaran Merah Putih di Bumi Cenderawasih di antara pegunungan hijau nan megah dan lembah-lembah terpencil Papua, sebuah pemandangan luar biasa terjadi di Kota Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang. Bendera Merah Putih berukuran besar dikibarkan dengan gagah di langit biru, bukan dengan tiang bendera biasa, melainkan bantuan teknologi drone . Kibaran bersejarah ini bukan sekedar upacara biasa, melainkan simbol kebanggaan, persatuan, dan tekad warga perbatasan untuk tetap setia di Indonesia.
Kegiatan yang digagas oleh Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 751/VJS bersama masyarakat setempat ini menjadi bukti nyata bahwa semangat nasionalisme tetap hidup, bahkan di wilayah terdepan dan terpencil sekalipun.
1. Oksibil Garda Terdepan Indonesia di Perbatasan Papua
Oksibil, ibukota Kabupaten Pegunungan Bintang, terletak di perbatasan Indonesia-Papua Nugini (PNG). Wilayah ini dikenal dengan medan yang berat, akses transportasi terbatas, dan tantangan infrastruktur. Namun dibalik semua itu, masyarakat Oksibil memiliki semangat juang yang tinggi untuk mempertahankan identitas kebangsaan.
Di daerah perbatasan, Oksibil memiliki nilai strategi dalam menjaga kedaulatan NKRI. Kehadiran Satgas Yonif 751/VJS tidak hanya berperan dalam pengamanan, tetapi juga membangun kedekatan dengan warga melalui berbagai program sosial dan kegiatan kebangsaan.
2. Teknologi Drone Inovasi Pengibaran Bendera di Langit Papua
Yang membuat kegiatan ini spesial adalah metode pengibaran bendera yang unik dan penuh inovasi . Bendera Merah Putih berukuran 5×3 meter diterbangkan menggunakan drone, melayang tinggi di atas kerumunan warga yang antusias.
Mengapa menggunakan drone?
-
Simbol kemajuan teknologi : Menunjukkan bahwa meski di daerah terpencil, semangat inovasi tetap hidup.
-
Efektivitas : Medan Pegunungan Bintang yang berat membuat pengibaran konvensional sulit dilakukan.
-
Daya visual tarik : Menciptakan momen spektakuler yang membangkitkan kebanggaan nasional.
Ratusan warga, termasuk anak-anak, ibu-ibu, dan tokoh adat, berkumpul untuk menyaksikan momen bersejarah ini. Sorak-sorai dan tepuk tangan menggema saat Merah Putih berkibar gagah di angkasa.

Baca Juga: Paris Saint -Germain Tak Terbendung! Raih Treble dan Incar Juara Dunia
3. Suara Rakyat “Kami Bangga Jadi Indonesia!”
Kegiatan ini bukan sekedar seremoni, melainkan pernyataan sikap dari masyarakat perbatasan. Beberapa tokoh masyarakat menyampaikan pesan tegas:
“Kami warga Oksibil bangga menjadi bagian dari Indonesia. Tidak ada bendera lain di sini selain Merah Putih!”
— Tokoh Adat Pegunungan Bintang
“Meski jauh dari ibu kota, hati kami tetap bersama Indonesia. Merah Putih adalah identitas kami.”
—Pemuda Oksibil
Pernyataan ini menunjukkan bahwa nasionalisme tidak mengenal jarak . Di tengah keterbatasan, masyarakat perbatasan tetap teguh memegang prinsip kesatuan bangsa.
4. Peran Satgas Pamtas: Lebih dari Sekadar Penjaga Perbatasan
Satgas Yonif 751/VJS tidak hanya bertugas menjaga keamanan, tetapi juga aktif membangun hubungan harmonis dengan warga. Beberapa upaya yang dilakukan meliputi:
-
Program kesehatan dan pendidikan untuk masyarakat setempat.
-
Pelatihan keterampilan untuk meningkatkan ekonomi warga.
-
Kegiatan kebangsaan seperti pengibaran bendera, upacara, dan sosialisasi bela negara.
Komandan Satgas menegaskan:
“Ini bukan sekedar seremoni, tapi pesan kuat bahwa Pegunungan Bintang adalah bagian utuh dari Indonesia.”
5. Nasionalisme di Pelosok Negeri Tantangan dan Harapan
Meski semangat nasionalisme tinggi, masyarakat perbatasan masih menghadapi berbagai tantangan, seperti:
-
Keterbatasan infrastruktur (jalan, listrik, sinyal).
-
Akses pendidikan dan kesehatan yang masih minim.
-
Isu separatisme yang memerlukan pendekatan bijak.
Namun, kegiatan seperti pengibaran bendera ini membuktikan bahwa rakyat Papua, khususnya Pegunungan Bintang, telah mencintai Indonesia . Pemerintah diharapkan terus memperhatikan pembangunan di wilayah ini agar rasa persatuan semakin kuat.