Kirab Api Porprov Bali XVI: Semangat “Lokahita Samodhaya” Terus Membara, Melanjutkan Perjalanan Suci ke Jembrana
INFO OKSIBIL– Suasana khidmat dan penuh kebanggaan menyelimuti Loby Atiti Wisma Kantor Bupati Buleleng pada pagi itu. Setelah semalam disemayamkan dengan penuh kehormatan, Api Obor Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali XVI Tahun 2025 resmi dilepas untuk melanjutkan perjalanan sucinya menuju Kabupaten Jembrana. Momen bersejarah ini bukan sekadar seremonial serah terima, melainkan estafet semangat olahraga yang menyatukan segenap hati masyarakat Pulau Dewata.
Prosesi pelepasan yang dipimpin langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, Dewa Made Sudiarta, berlangsung penuh makna. Keberangkatan obor dari Buleleng menandai babak baru dalam perjalanan api yang telah membara dari puncak gunung, menyusuri selatan dan timur pulau, dan kini mengitasi wilayah utara menuju barat.
Dilepas dengan Doa dan Harapan
Dalam sambutannya yang penuh semangat, Kadis Sudiarta menegaskan bahwa api yang dijaga dalam setiap kilometer perjalanannya ini bukanlah sekadar nyala biasa. “Api ini adalah nyala dari semangat para atlet, pelatih, official, dan seluruh insan olahraga yang akan bertanding dengan menjunjung tinggi nilai kejujuran, kerja keras, dan kehormatan,” ujarnya di hadapan para perwakilan kontingen dan masyarakat yang hadir.

Baca Juga: Kabupaten Soppeng Sambut Era Baru Jurnalisme dengan Pelantikan IWO
Sudiarta juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak, mulai dari aparat keamanan, petugas kesehatan, pelajar, hingga masyarakat umum yang telah bersama-sama menjaga kelancaran kirab api obor di wilayah Buleleng. “Kami mengajak masyarakat Buleleng untuk menjaga amanah ini dengan penuh rasa bangga dan tanggung jawab. Semoga semangat yang dibawa api ini menginspirasi kita semua,” tambahnya.
Dengan diiringi doa dan gemuruh sorak-sorai, obor suci tersebut kemudian dibawa keluar dari lobi kantor bupati. Konvoi kendaraan hias yang megah dan para pelari estafet kemudian membawanya melintasi jalur yang telah ditentukan: Jalan Veteran, Jalan Gajah Mada, dan Jalan Ahmad Yani, sebelum akhirnya meninggalkan wilayah Buleleng dan menuju perbatasan Jembrana. Setiap langkah para pelari dan setiap putaran roda kendaraan pengawal seakan menebarkan energi positif dan kegembiraan bagi warga yang berjejer di pinggir jalan.
Perjalanan Suci dari Kawah Batur
Sebelumnya, api suci ini diambil langsung dari perut bumi Bali, tepatnya dari Kawah Gunung Batur, Bangli. Prosesi pengambilan api (pengerikan) yang dilakukan dengan ritual tradisional bukan tanpa alasan. Gunung Batur, sebagai salah satu gunung berapi yang aktif dan subur, diyakini merupakan simbol kekuatan, kemurnian, dan kehidupan.
Api yang berasal dari titik tertinggi ini dipandang sebagai sumber energi spiritual yang akan memurnikan niat dan mengobarkan semangat sportivitas. Ia adalah representasi dari “api yang tak pernah padam” dalam jiwa setiap atlet Bali. Inilah yang menjadi fondasi dari tema besar Porprov Bali XVI, “Lokahita Samodhaya”, yang berarti kebersamaan untuk mencapai kejayaan dan kemashyuran. Api obor adalah perekat visual dari tema tersebut; sebuah cahaya yang memandu semua kabupaten/kota menuju satu tujuan: memajukan olahraga Bali.
Estafet Pemersatu Seluruh Penjuru Bali
Rute perjalanan api obor Porprov Bali XVI ini adalah sebuah miniatur dari persatuan Bali. Perjalanannya dimulai dari Bangli (sumber api), lalu bergerak ke Gianyar, Klungkung, Karangasem, kemudian Buleleng. Setelah dari Buleleng, api kini menuju Jembrana, dan akan dilanjutkan ke Tabanan, Badung, serta Kota Denpasar.
Setiap kabupaten yang disinggahi tidak hanya menjadi tempat persemayaman, tetapi juga menjadi tuan rumah yang merayakan kedatangan api tersebut dengan karnaval dan acara adat khas daerahnya. Ini menunjukkan kekayaan budaya dan semangat menyama-braya (kekeluargaan) yang masih sangat kental di Bali.
Puncak dari perjalanan panjang ini adalah ketika api obor akhirnya disemayamkan di Jaya Sabha, Kantor Gubernur Bali. Di tempat yang penuh dengan nilai historis dan politik inilah api akan menanti saat yang paling dinanti: upacara pembukaan Porprov Bali XVI. Nyala apinya akan menjadi saksi bisu pembukaan pesta olahraga terbesar se-Bali, menandai dimulainya pertarungan prestasi, persahabatan, dan pengabdian pada olahraga.
Menanti Kedatangan di ‘Bumi Makepung’ Jembrana
Kedatangan api obor di Jembrana tentunya akan disambut dengan meriah oleh masyarakat “Bumi Makepung”. Kabupaten yang terkenal dengan tradisi balap kerbau (Makepung) ini pastinya telah mempersiapkan penyambutan yang istimewa, memadukan semangat olahraga modern dengan kearifan budaya lokal.
Perjalanan api dari Buleleng ke Jembrana bukan hanya perpindahan geografis, melainkan transfer energi dan motivasi. Semangat dari masyarakat Buleleng yang dikenal ulet dan keras kini diserahkan kepada semangat masyarakat Jembrana yang penuh dengan keunikan dan dinamika.
Dengan demikian, setiap langkah kirab api obor ini adalah pengingat akan kekuatan kolektif Bali. Di atas segala rivalitas dan kompetisi, yang ada adalah satu semangat: Lokahita Samodhaya. Bersama untuk kejayaan. Dan nyala api dari Kawah Batur itu akan terus membakar semangat itu, hingga akhirnya menerangi arena-arena pertandingan dan melahirkan para juara sejati yang mengharumkan nama Pulau Dewata.
